Beranda | Artikel
5 Adab Berdoa agar Doa Mustajab - Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Mayuf #NasehatUlama
Kamis, 16 Juni 2022

5 Adab Berdoa agar Doa Mustajab – Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Ma’yuf #NasehatUlama

Di antara adab ketika berdoa: PERTAMA: adalah seseorang mengawali doanya dengan memuji dan menyanjung Allah, KEDUA:
lalu berselawat kepada Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, KETIGA:
kemudian bertawasul kepada Allah ʿAzza wa Jalla dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang agung, bertawasul kepada-Nya ‘Azza wa Jalla dengan nama-Nya yang sesuai dengan permohonannya.

Jika dia meminta ampunan, hendaknya berkata: “Wahai Yang Maha Pengampun, ampuni aku.” atau ucapkan: “Wahai Tuhanku, ampuni dan rahmati aku, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pemberi Rahmat.” Jika dia meminta rezeki, hendaknya berkata: “Wahai Yang Maha Pemberi Rezeki, berilah aku rezeki.”

Demikianlah, hendaknya bertawasul kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya, dan berselawat kepada Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman, “Allah memiliki Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya.” (QS. Al-A’raf: 180)

Hendaknya seseorang bersungguh-sungguh dalam doanya, dan merendahkan diri di hadapan Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

Suatu ketika Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam mendengar seseorang berdoa dalam salatnya, akan tetapi tanpa memuji Allah Ta’ālā dan tidak berselawat atas Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, beliau bersabda, “Orang ini terburu-buru.” Lalu beliau memanggilnya dan berkata, “Apabila salah seorang dari kalian berdoa hendaklah memulainya dengan memuji dan menyanjung Allah Ta’ālā, lalu berselawat atas Nabi-Nya Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, kemudian berdoa sekehendaknya.” (HR. Tirmizi)

Jadi, apabila seseorang berdoa, hendaklah memulai doanya dengan memuji Allah: “Ya Allah, sungguh aku memuji-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan menyanjung-Mu, aku haturkan selawat dan salam atas hamba dan utusan-Mu, Muhammad. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan bertawasul dengan kesaksianku bahwa Engkau adalah Allah, Yang tidak ada sesembahan Yang berhak disembah selain Engkau, Yang Maha Esa, yang semua makhluk bergantung pada-Nya, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan Yang tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya, …” (HR. Abu Dawud) bertawasul dengan kalimat-kalimat pembuka yang agung ini, yang akan menjadi salah satu sebab dikabulkannya doa seorang hamba.

Yang paling utama, penting, dan dibutuhkan KEEMPAT:adalah keyakinannya kepada Allah ʿAzza wa Jalla KELIMA:
dan menghadirkan hatinya. Sebagaimana firman Allah ʿAzza wa Jalla,“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara lembut.” (QS. Al-A’raf: 55)

======================================================================================================

وَمِنْ آدَابِ الدُّعَاءِ

أَنْ يَسْتَفْتِحَ الْإِنْسَانُ دُعَاءَهُ

بِحَمْدِ اللهِ تَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ

وَالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَيَتَوَسَّلُ… إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

بِأَسْمَائِهِ الْحُسْنَى وَصِفَاتِهِ الْعُلَا

وَيَتَوَسَّلُ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالْاِسْمِ الَّذِي يُوَافِقُ حَاجَتَهُ

فَإِنْ طَلَبَ مَغْفِرَةً

قَالَ: يَا غَفُورُ اغْفِرْ لِي

أَوْ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي

إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

وَإِنْ طَلَبَ رِزْقًا

قَالَ: يَا رَزَّاقُ ارْزُقْنِي

وَهَكَذَا فَيَتَوَسَّلُ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

بِحَمْدِهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ

وَالصَّلَاةِ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ تَعَالَى: وَلِلهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى

فَادْعُوْهُ بِهَا

فَيَجْتَهِدُ الْإِنْسَانُ فِي دُعَائِهِ

وَيَتَضَرَّعُ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ

وَقَدْ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا

يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى

وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَقَالَ: عَجِلَ هَذَا

ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ

بِحَمْدِ اللهِ تَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ

وَالصَّلَاةِ عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

ثُمَّ لِيَدْعُوَ بِمَا شَاءَ

فَإِذَا دَعَا الْإِنْسَانُ لِيَسْتَفْتِحَ دَعْوَتَهُ بِحَمْدِ اللهِ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَحْمَدُكَ وَأَشْكُرُكَ وَأُثْنِي عَلَيْكَ

وَأُصَلِّي وَأَسَلِّمُ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ مُحَمَّدٍ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ

أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

مِنْ هَذِهِ الْمُقَدِّمَاتِ الْعَظِيمَةِ

الَّتِي تَكُونُ سَبَبًا فِي إِجَابَةِ دَعْوَةِ الْعَبْدِ

وَأَعْظَمُ ذَلِكَ وَأَحْضُرُهُ وَأَهَمُّهُ

ثِقَتُهُ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَحُضُورُ قَلْبِهِ كَمَا قَالَ عَزَّ وَجَلَّ

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً

 


Artikel asli: https://nasehat.net/5-adab-berdoa-agar-doa-mustajab-syaikh-muhammad-bin-abdullah-al-mayuf-nasehatulama/